Senin, 02 Februari 2009

Siapa Berani Mengharamkan Partai SEPILIS?

MUI baru-baru aja menggelontorkan segambreng fatwa kontroversial. Sama kontroversinya, fatwa inipun diterima di masyarakat juga secara kontroversi. Yah, orang Indonesia. Gak abis2 bahan lenongnya, ludruk, dan geguyonannya.

Fatwa2 itu adalah:
-Fatwa Mengharamkan Rokok; fatwa ini jelas ditentang oleh ahli hisap. Minimal kalo ia seorang kyai, cara mereka menolak yaitu dengan cara memakruhkan saja itu rokok. Ketimbang mulut gua asem  :hihi: %peace%
-Fatwa tentang Yoga. Tak terlalu kontroversial. Jadi kontroversial karena negara tetangge, yaitu Malaysia, udah lebih dulu mengharamkannya. Dengan catatan, jika ia menyertakan jampi2 agama laen.
-Fatwa tentang Memilih dalam Pemilu. Nah, ini paling kontroversial. Apalagi kalo bukan karena ini tahun pemilu. Jelas yg menentang adalah mereka yg punya rencana golput. Minimal memasukkan rencana itu dalam resolusi tahun baru 2009. Penting ya? :hihi:
ternyata "fatwa golput" tak hanya ditentang oleh mereka yg ahlulgolput, tapi juga pemikir sekuler, akademis yg gak makan 'kloso' pesantren, sampe guru pengamat politik (baru pengamat) karena tak diikutkan dalam penyusunan fatwa. Cz mereka merasa berkompeten dalam masalah politik ketimbang ulama.

Nah, sebelom ketiga fatwa itu keluar, ada satu fatwa yg tak kalah kontroversial. Yaitu fatwa tentang haramnya SEPILIS. Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme. Mereka yg menentang jelas adalah barisan yg make istilah itu dalam gerakannya. Misalnya, Ulil--kala itu menjabat koordinatar Jaringan Islam Liberal--yg menyebut fatwa MUI adalah fatwa bodoh... mungkin anggapan itu berlaku hingga sekarang bagi mereka yg secara "syar'i" memilih untuk golput. Misalnya saudara2 kita di HTI atau MMI. OK, MUI musuh bersama, setujukah?

Sekarang, kalau MUI konsisten dengan fatwa2nya, beranikah MUI mengharamkan untuk memilih partai yg jelas2 mengaku paling plural? Ente tahu ndri lah... partai mana aja. Mungkin tak satupun partai yg menganggap partainya sekuler, tapi sekelompok partai Islam pun dianggap sebagai partai sekuler. Gimana PDIP, Golkar? It's OK, pendapat. Artinya, sudah ada pandangan bahwa semua partai di Indonesia sebagai partai sekuler. Demokrasi kita demokrasi sekular.

Kalo MUI sampe mengharamkan partai SEPILIS, padahal ini adalah konsekuensi logis dari fatwa sebelumnya, maka boleh jadi tak satupun segolongan orang mengakui MUI sebagai lembaga kredibel. Kalangan Nasionalis berbondong2 memboikot MUI. Inilah yg saya sebut sebagai Penggembosan Otoritas Keagamaan. Karena semakin menjamurnya anggapan "ulama tak lagi dipercaya". Repotnya hidup di alam democrazy... tunggu aja waktu hancurnya.

Karena semakin menjamurnya anggapan "ulama tak lagi dipercaya", atau munculnya istilah ulama yg mengikuti pemerintah (bukan rasulullah--spt kata orang MMI), ulama hizbi dan sebutan2 lain yang tak kalah keren dari istilah yg diberikan orang liberal spt fundamentalis, radikal, etc. Akibatnya, tumbuh subur ashobiyah dan taqlid pada ulama dan syaikh aliran karena MUI dianggap memble. Sektarianisme tengah berlangsung?

Komen Anda? :)

SILAHKAN JUGA BERGABUNG DI PORTAL MYQURAN. KLIK SAJA JUDUL ARTIKEL INI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih apresiasinya.... :)